Tag Archives: Budaya Indonesia

Truk Kayu dan Bahagia yang Sederhana dari Masa Lalu

Pemandangan seorang anak asyik bermain mobil-mobilan truk kayu kini terasa langka, terutama di tengah hiruk pikuk kota. Namun, bagi yang tumbuh di era 90-an, terutama di kawasan Bekasi, pemandangan seperti ini bukanlah hal asing. Dulu, mainan truk mini dari kayu yang ditarik dengan seutas tali menjadi salah satu hiburan favorit anak-anak. Sebelum populernya mobil remote control, mainan kayu buatan tangan pengrajin lokal ini begitu digemari, meski tak dijual di semua pasar mainan. Hanya segelintir anak yang memilikinya, karena harus membelinya langsung ke sentra pengrajin.

Mobil truk kayu itu tak hanya menarik secara bentuk, tapi juga fungsional. Meski sederhana, mainan ini dikenal kokoh dan tahan lama, bahkan bisa dinaiki oleh balita. Tali yang terikat pada mobil bisa digunakan untuk menariknya mengelilingi halaman rumah atau kampung. Tak jarang, mobil ini juga dimanfaatkan untuk mengangkut batu kecil, membuat permainan terasa lebih nyata dan seru.

Kebahagiaan anak-anak saat itu begitu tulus. Mereka tak peduli apakah mainan tersebut mahal atau murah, karena yang penting adalah rasa senang saat bermain. Kini, truk kayu seperti itu mulai menghilang dari lingkungan perumahan, tergeser oleh pesatnya perkembangan teknologi dan kehadiran gawai.

Padahal, mainan lokal seperti ini memiliki nilai budaya yang tinggi. Selain menjadi wujud kreativitas daerah, mainan ini juga dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat. Sudah semestinya produk khas seperti ini dilestarikan sebagai bagian dari warisan lokal.

Pedagang Mainan Tradisional, Upaya Melestarikan Budaya di Tengah Modernisasi

Sukat Heriyanto, seorang pedagang mainan tradisional asal Yogyakarta, menjajakan dagangannya saat car free day (CFD) di Taman Wijaya, Kabupaten Sampang, pada Minggu (23/2/2025). Berbagai mainan yang ia jual terbuat dari bambu, seperti seruling, peluit, gasing, hingga hiasan gantung. Semua mainan itu dibuat sendiri olehnya dengan penuh keterampilan dan kecintaan terhadap budaya tradisional. Dengan keunikan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, mainan-mainan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, terutama anak-anak yang penasaran dengan cara memainkannya.

Heri mengungkapkan bahwa dirinya sudah satu bulan berada di Kabupaten Sampang untuk berjualan dengan cara berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia rela menempuh perjalanan jauh demi mencari lokasi strategis yang ramai pengunjung agar mainan yang dijualnya lebih dikenal masyarakat. Ia berharap mainan tradisional yang dijualnya bisa menarik perhatian anak-anak sekaligus memperkenalkan mereka pada permainan khas Indonesia yang mulai tergeser oleh teknologi modern. Ia merasa prihatin melihat semakin banyak anak-anak yang menghabiskan waktu dengan gawai dibanding bermain di luar dengan teman-temannya. Oleh karena itu, ia ingin menghidupkan kembali keceriaan anak-anak melalui mainan tradisional yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki nilai edukasi.

Salah satu pembeli, Zumroh, mengatakan bahwa dirinya sengaja membeli mainan tersebut untuk anaknya. Menurutnya, keberadaan mainan tradisional sangat penting dalam mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda. Ia juga berharap mainan ini bisa menjadi alternatif hiburan yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan penggunaan gawai yang berlebihan. “Saya ingin anak saya merasakan kebahagiaan yang sama seperti yang saya alami saat kecil dulu. Mainan seperti ini dulu sangat populer dan selalu dimainkan bersama teman-teman, tidak seperti sekarang yang kebanyakan anak sibuk dengan gadget,” ungkapnya.

Tidak sedikit orang tua lain yang memiliki pandangan serupa. Beberapa pengunjung CFD yang mampir ke lapak Heri juga menyatakan kekaguman mereka terhadap usaha sang pedagang dalam menjaga warisan budaya. Mereka berharap semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli dan memainkan mainan tradisional agar eksistensinya tidak punah.

Keberadaan pedagang seperti Heri tidak hanya memberikan hiburan bagi masyarakat, tetapi juga berperan dalam menjaga kelestarian budaya dan sejarah. Dengan semakin langkanya mainan tradisional, upaya untuk memperkenalkannya kembali kepada masyarakat menjadi hal yang sangat berharga. Jika tidak ada yang melestarikannya, bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan, permainan tradisional hanya tinggal kenangan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, komunitas budaya, maupun masyarakat umum, agar mainan tradisional tetap bertahan dan terus diwariskan kepada generasi selanjutnya.