Tag Archives: Penjahat Siber

Waspada! Bahaya Mainan Pintar, Penjahat Siber Bisa Mengobrol dengan Anak

Peneliti dari Kaspersky baru-baru ini mengungkapkan sebuah temuan mengejutkan terkait kerentanannya pada robot mainan pintar yang semakin populer di kalangan anak-anak. Robot ini, meski dirancang untuk memberikan hiburan dan pembelajaran bagi anak-anak, ternyata menyimpan potensi risiko yang besar bagi keselamatan anak-anak dalam menghadapi ancaman dari penjahat dunia maya. Menurut hasil penelitian, kerentanannya memungkinkan peretas untuk mengambil alih sistem robot, menyalahgunakan fitur komunikasi, dan berinteraksi secara diam-diam dengan anak-anak melalui video call tanpa sepengetahuan orang tua.

Salah satu risiko terbesar yang ditemukan adalah potensi pencurian data sensitif seperti nama, jenis kelamin, usia, hingga lokasi anak. Tak hanya itu, penyusup juga bisa mengakses informasi pribadi lainnya, seperti detail akun yang tersimpan di dalam perangkat. Robot-robot yang berbasis Android ini sering dilengkapi dengan kamera dan mikrofon internal yang dapat memantau dan berinteraksi dengan anak sesuai dengan suasana hati mereka. Seiring waktu, robot tersebut pun mengenali anak berdasarkan nama dan menyesuaikan responsnya, memberikan pengalaman yang lebih interaktif.

Namun, untuk memanfaatkan fitur-fitur robot ini dengan maksimal, orang tua diharuskan mengunduh aplikasi yang terhubung dengan mainan. Melalui aplikasi tersebut, orang tua dapat memantau aktivitas anak, bahkan melakukan panggilan video langsung dengan anak mereka. Selama proses pengaturan awal, orang tua diminta untuk menghubungkan robot ke jaringan Wi-Fi, serta mengaitkannya dengan perangkat seluler mereka. Mereka juga diminta untuk memasukkan data anak, seperti nama dan usia. Sayangnya, di sinilah letak kerentanannya. Para ahli Kaspersky menemukan bahwa API yang digunakan untuk meminta data pribadi tersebut tidak dilindungi dengan otentikasi yang memadai, sehingga memungkinkan peretas untuk menyusup dan mengakses informasi sensitif yang seharusnya dilindungi.

Kelemahan ini menjadi semakin mengkhawatirkan karena memungkinkan para penjahat dunia maya untuk menganalisis lalu lintas jaringan dan mengeksploitasi perangkat. Dengan cara ini, mereka bisa memanfaatkan kamera dan mikrofon robot untuk melakukan panggilan tanpa melalui proses otorisasi orang tua. Bila seorang anak menerima panggilan tersebut, penyerang bisa berkomunikasi dengan anak secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan orang tua. Ini membuka peluang bagi penjahat dunia maya untuk memanipulasi anak-anak, seperti mempengaruhi mereka untuk melakukan tindakan yang berisiko atau bahkan mengajak mereka keluar rumah.

Temuan ini menunjukkan pentingnya perlindungan yang lebih kuat terhadap perangkat yang dirancang untuk anak-anak, agar anak-anak tetap aman dari potensi ancaman yang tersembunyi dalam teknologi yang seharusnya memberikan manfaat. Orang tua juga perlu lebih waspada dan memahami cara kerja perangkat yang digunakan oleh anak-anak mereka, untuk memastikan bahwa interaksi yang terjadi tetap berada dalam pengawasan yang aman dan terkendali.