Tag Archives: Museum Tertua

Kolektor Mainan Aldo Bangun Museum Tertua di Bandung

Museum 198X bukan sekadar tempat yang menyimpan barang-barang koleksi mainan, melainkan sebuah usaha panjang dari Aldo Ikhwanul Khalid untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap mainan. Aldo, yang sejak kecil sudah memiliki ketertarikan terhadap dunia mainan, bercerita tentang perjalanannya sebagai kolektor dan pemilik museum ini.

Aldo mengungkapkan bahwa kecintaannya pada mainan dimulai sejak kecil, ketika ia membeli mainan pertamanya, yaitu Irongear. Namun, saat beranjak remaja, ia sempat meninggalkan hobinya itu dan fokus pada kegiatan lainnya. Seiring waktu, minatnya terhadap mainan muncul kembali saat ia menjadi mahasiswa tingkat akhir. Keinginannya untuk mengoleksi mainan muncul setelah dirinya mengunjungi sebuah toko kecil yang menjual berbagai model kit dan barang-barang koleksi dari Hongkong dan Thailand. Dari sinilah ide untuk membuka toko mainan khusus bagi kolektor dan pehobi muncul dalam pikirannya.

“Saya ingat betul saat itu saya menghabiskan waktu lama di toko kecil tersebut. Walau tempatnya sempit, saya merasa betah. Setelah berbincang dengan teman-teman, kami pun sepakat untuk membuka toko mainan. Dari situ lahir Zero Toys,” ujar Aldo.

Zero Toys dibuka di kediaman orang tua Aldo yang terletak di Jalan Sunda, Kota Bandung. Toko ini mengkhususkan diri dalam menjual mainan untuk kolektor dan pehobi, sesuatu yang tidak biasa di pasaran saat itu. Keberadaan toko ini pun menarik perhatian banyak kolektor dan komunitas, hingga akhirnya berkembang pesat meskipun harus bersaing dengan beberapa toko sejenis di Bandung. Seiring berjalannya waktu, Zero Toys berhasil membangun Museum 198X, tempat yang kini menjadi tujuan para penggemar dan kolektor mainan.

Awal berdirinya Zero Toys dilakukan dengan sistem konsinyasi, di mana tidak hanya koleksi pribadi Aldo yang dijual, namun juga mainan-mainan lawas milik kolektor lainnya yang menitipkan barangnya di toko tersebut. “Semua barang yang ada di toko merupakan titipan dari teman-teman kolektor,” tambah Aldo.

Seiring berkembangnya waktu, komunitas kolektor mainan antik pun mulai terbentuk, yang pada gilirannya mengubah cara pandang masyarakat terhadap dunia mainan. Dulu, jika seseorang mengungkapkan minatnya mengoleksi mainan, sering kali dianggap kekanak-kanakan. Namun, sekarang, hobi mengoleksi action figure atau mainan lainnya telah diterima dengan baik oleh masyarakat. “Dulu kalau kenalan sama seseorang dan bilang koleksi mainan, pasti dianggap kekanak-kanakan. Sekarang, jika bilang koleksi action figure, banyak yang paham dan menerima,” jelas Aldo.

Pada tahun 2003, skena mainan di Bandung semakin berkembang, terutama dengan maraknya penjualan model kit seperti Gundam, yang saat itu menjadi sangat populer. Zero Toys pun ikut serta dalam tren ini dengan menjual berbagai model kit dan mainan vintage yang banyak dicari kolektor.

Pada tahun 2008, Aldo akhirnya memutuskan untuk membangun Museum 198X secara perlahan, tempat di mana koleksi mainan yang telah ia kumpulkan selama bertahun-tahun dapat dinikmati oleh publik. Museum ini membuka pintunya untuk pengunjung setiap akhir pekan, dan Aldo sendiri menjadi pemandu bagi setiap orang yang datang. Dengan pengetahuan yang mendalam tentang setiap koleksi, ia menjelaskan sejarah dan nilai dari setiap mainan yang ada di museum tersebut. “Kami memulai museum ini karena dulu kami sering berburu barang-barang vintage untuk dijual. Namun semakin sulit mendapatkan barang-barang tersebut, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menjadikannya koleksi pribadi yang bisa dinikmati banyak orang,” kata Aldo.

Koleksi yang ada di Museum 198X berasal dari tiga sumber utama: pertama, kolektor pribadi yang memiliki mainan lama, kedua, toko-toko tua yang menjual mainan lawas, dan ketiga, toko loak atau pameran mainan. Aldo mengungkapkan bahwa mainan yang ada di museum ini sudah berusia sekitar 35 hingga 40 tahun, dan nilai historisnya sangat tinggi. “Mainan di sini memiliki nilai yang setara dengan barang antik. Semua koleksi ini berasal dari Indonesia, dan tidak ada yang kami cari dari luar negeri,” ujar Aldo.

Melalui Museum 198X, Aldo berharap bisa mengedukasi masyarakat bahwa mainan bukan sekadar barang untuk anak-anak, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting. Dengan segala perjuangannya, Aldo berhasil mengubah pandangan banyak orang tentang dunia koleksi mainan.