Tag Archives: Labubu

Misi Memori: Berburu Karakter Pokemon hingga Labubu

Di balik tren koleksi figur mainan, ternyata terdapat fenomena menarik yang melibatkan kalangan dewasa muda. Bukan hanya anak-anak, namun generasi muda yang sudah memasuki usia dewasa turut memburu berbagai koleksi mainan yang dulu hanya menjadi kenangan masa kecil. Fenomena ini dikenal dengan istilah kidult, di mana orang dewasa yang masih menyukai mainan seakan kembali menghidupkan kenangan masa kecil mereka melalui koleksi tersebut.

Seiring berjalannya waktu, koleksi mainan pun berkembang menjadi lebih dari sekadar hobi. Beberapa kolektor menganggap barang-barang tersebut sebagai investasi sekaligus sarana untuk mengekspresikan kecintaan terhadap karakter-karakter favorit mereka, seperti dari film, komik, atau bahkan game. Misalnya, figur-figur seperti karakter dari Pokemon, One Piece, Star Wars, Lego, hingga Hot Wheels menjadi favorit banyak kolektor dewasa muda yang ingin memiliki replika dari karakter yang mereka idolakan.

Momen Mengulang Kembali Memori Masa Kecil

Bagi banyak kolektor, membeli mainan bukan hanya soal barang, tapi lebih kepada nostalgia dan kenangan masa kecil yang ingin mereka ulang. Bobby Putra Santosa (31), seorang kreator konten asal Jakarta, adalah salah satu contoh kolektor yang kembali mengumpulkan figur-figur mainan sejak empat tahun lalu. “Saya bisa membeli mainan ini dengan uang hasil kerja keras sendiri, yang dulu nggak bisa saya dapatkan waktu kecil,” katanya. Salah satu koleksi favorit Bobby adalah Kinoman Warriors, mainan kecil yang awalnya hanya didapatkan sebagai hadiah dari permen Kinoman. Pada era 2000-an, harga permen Kinoman sangat murah, namun kini satu seri action figure bisa dijual hingga Rp 12 juta.

Tidak hanya mengumpulkan barang-barang lawas, Bobby juga menyempatkan diri untuk memesan figur-figur edisi terbatas yang sering kali hanya diproduksi untuk merayakan ulang tahun karakter tertentu. “Biasanya untuk barang-barang edisi khusus, saya harus pre-order. Kalau tidak, bisa saja kehabisan,” tambah Bobby yang juga mengungkapkan bahwa ia bisa menghabiskan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan untuk melengkapi koleksinya.

Dari Hobi ke Bisnis

Selain Bobby, pasangan suami-istri Michael Brahmantya (30) dan Monica Galuh (28) juga turut serta dalam fenomena ini. Mereka mengoleksi beragam barang bertemakan Pokemon, mulai dari figurine hingga gantungan kunci. Monica mengungkapkan bahwa kegemarannya mengoleksi barang-barang lucu dan menggemaskan memberi warna tersendiri dalam hidupnya. “Kehadiran mainan ini menambah kebahagiaan dalam hidup, dan bisa lebih menghargai hal-hal kecil,” ujarnya.

Menariknya, banyak kolektor seperti Brahm yang tidak hanya membeli untuk koleksi pribadi, tetapi juga untuk dijadikan konten di media sosial. Mainan-mainan mereka sering kali muncul dalam video unboxing atau bahkan menjadi objek pemanis dalam konten lainnya. “Jadi, tidak hanya dipajang, beberapa koleksi bisa dijual lagi jika dibutuhkan,” kata Brahm. Sehingga, koleksi mainan pun menjadi lebih dari sekadar hobi, melainkan juga sebuah peluang untuk menciptakan konten yang menarik di dunia maya.

Pop Mart dan Tren “Labubu” yang Kian Menjadi Primadona

Di luar koleksi figur lawas, fenomena kidult juga diramaikan dengan hadirnya karakter-karakter baru yang dibuat oleh perusahaan mainan asal China, Pop Mart. Salah satu karakter paling laris adalah Labubu, seorang peri kelinci dengan rambut pastel dan gigi tajam seperti monster. Karakter ini, bersama beberapa figur unik lainnya, hadir dalam bentuk blind box atau kotak rahasia yang membuat kolektor tidak tahu figur apa yang akan mereka dapatkan. Dengan harga yang bervariasi, produk Labubu laris manis dan bahkan menjadi tren di kalangan kolektor muda.

Fenomena ini semakin populer dengan adanya dukungan dari selebritas internasional seperti Lisa dan Rose dari Blackpink yang memperkenalkan Labubu melalui media sosial mereka. Tren ini merambah ke Indonesia, dengan banyaknya penggemar yang rela antre panjang untuk membeli figur tersebut. Harga Labubu bervariasi mulai dari Rp 136 ribu hingga Rp 1,45 juta, tergantung pada jenis dan kelangkaannya. Hal ini semakin mempertegas bahwa koleksi mainan bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan bentuk investasi.

Kidult: Kembali Menghargai Kenangan dan Mengisi Kekosongan Hidup

Fenomena kidult ini muncul seiring dengan perubahan gaya hidup dewasa muda yang lebih mandiri secara finansial. Di tengah kehidupan yang sibuk dan kadang penuh tekanan, banyak orang dewasa yang mencari cara untuk kembali menikmati hal-hal sederhana yang menyenangkan, seperti mengoleksi mainan. Beberapa dari mereka bahkan menganggap bahwa membeli mainan adalah cara untuk mengisi kekosongan hidup dan merayakan kebahagiaan yang mereka rasakan saat ini.

Menurut firma riset NPD, kelompok kidult ini tumbuh pesat, terutama di kawasan Asia Tenggara, yang dipicu oleh urbanisasi dan meningkatnya pendapatan. Dalam laporan Euromonitor International, pasar mainan dewasa diprediksi akan terus berkembang, dan para kidult diperkirakan akan tetap mendominasi industri ini. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun usia semakin bertambah, tidak ada yang bisa menghalangi kecintaan terhadap hal-hal yang membawa kebahagiaan di masa kecil.

Dengan potensi pasar yang besar dan semakin berkembangnya berbagai koleksi mainan, para kidult ini terus menciptakan tren baru dan menjadi target pasar yang menguntungkan bagi produsen mainan di seluruh dunia. Jadi, apakah Anda juga termasuk dalam generasi yang kembali berburu mainan favorit masa kecil?

Tren Baru! Labubu Meledak di Pasar Kolektor Berkat Lisa BLACKPINK

Dalam beberapa waktu terakhir, fenomena boneka Labubu semakin menarik perhatian di media sosial. Karakter unik ini sukses mencuri hati banyak orang, mulai dari anak muda, kolektor mainan, hingga influencer yang gemar membagikan foto dan video Labubu di berbagai platform seperti Instagram, X (Twitter), dan TikTok.

Labubu bukan sekadar boneka biasa. Kepopulerannya telah melambungkannya menjadi barang koleksi eksklusif dengan harga yang fantastis, mencapai jutaan rupiah. Boneka ini diproduksi oleh Pop Mart, perusahaan yang terkenal dengan konsep “blind box”, di mana pembeli tidak mengetahui karakter mana yang akan mereka dapatkan hingga kotaknya dibuka. Tren ini semakin memperkuat daya tarik Labubu, membuatnya menjadi buruan para kolektor di seluruh dunia.

Namun, bagaimana sebenarnya asal-usul Labubu dan apa yang membuatnya begitu digemari? Berikut ulasannya.

Asal Usul Labubu: Monster Imut dengan Pesona Unik

Labubu merupakan bagian dari seri karakter bernama “The Monster”, yang diciptakan oleh Kasing Lung, seorang seniman asal Hong Kong. Karakter ini memiliki ciri khas unik, seperti tubuh berbulu berwarna-warni, telinga panjang, gigi runcing, dan ekspresi wajah yang tampak nakal.

Selain Labubu, Kasing Lung juga menciptakan karakter lain dalam keluarga The Monster, seperti Zimomo, Tycoo, dan Spooky. Namun, di antara semuanya, Labubu adalah yang paling populer dan memiliki banyak versi koleksi.

Terinspirasi oleh dongeng Nordik dan mitologi Viking, Kasing Lung pertama kali memperkenalkan The Monster pada tahun 2015. Dalam konsep ceritanya, karakter-karakter ini merupakan makhluk baik hati yang sering bertingkah usil tetapi tetap menggemaskan.

Popularitas Labubu meningkat drastis sejak Pop Mart memperoleh lisensi eksklusif untuk memproduksi dan memasarkan karakter ini pada 2019. Saat ini, boneka Labubu tersedia dalam berbagai model dengan harga yang beragam, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp14,5 juta, tergantung pada edisi dan ukurannya.

Lisa BLACKPINK dan Viral-nya Labubu di Media Sosial

Salah satu momen yang membuat Labubu semakin terkenal adalah ketika Lisa BLACKPINK mengunggah foto koleksi bonekanya di Instagram pada April 2024. Postingan ini menjadi viral, memicu lonjakan minat terhadap Labubu, terutama di negara-negara Asia seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Singapura.

Di Thailand, popularitas Labubu bahkan mencapai tingkat yang luar biasa. Banyak penggemar Lisa yang langsung berburu boneka ini, menyebabkan permintaan melonjak drastis. Pemerintah Thailand bahkan mengeluarkan peringatan terkait penjualan Labubu palsu, mengingat banyaknya kasus penipuan yang memanfaatkan tren ini.

Tak hanya di kalangan kolektor dan penggemar K-pop, Labubu juga mulai menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Di Thailand, misalnya, beberapa pekerja membawa Labubu ke tempat kerja sebagai bentuk dukungan emosional, membantu mereka tetap bersemangat di tengah rutinitas yang sibuk.

Labubu: Lebih dari Sekadar Mainan, Kini Jadi Barang Koleksi Eksklusif

Saat ini, Labubu bukan hanya sekadar boneka lucu, tetapi juga simbol tren dan gaya hidup. Banyak kolektor yang rela antre panjang atau bahkan berburu edisi terbatas untuk melengkapi koleksi mereka. Labubu juga kerap menjadi hadiah dalam berbagai event atau undian, menandakan betapa besarnya daya tarik boneka ini di masyarakat.

Dengan desainnya yang unik, cerita menarik di balik penciptaannya, serta dukungan besar dari para selebriti dan influencer, Labubu terus menorehkan namanya sebagai salah satu boneka koleksi paling dicari di dunia. Bagi penggemarnya, memiliki Labubu bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap seni dan kreativitas di balik karakter menggemaskan ini.

“Labubu: Karakter Menggemaskan yang Sukses Merebut Hati Para Penggemar Mainan”

Labubu, karakter yang dikenal di dunia kolektor mainan dan seni pop, telah berhasil mencuri perhatian para penggemar dengan desainnya yang unik dan pesona yang memikat. Diciptakan oleh Kasing Lung, seorang ilustrator asal Hong Kong, Labubu bukan hanya sekadar mainan, melainkan juga sebuah karya seni yang menggambarkan perpaduan antara keceriaan dan misteri. Dalam artikel ini, kita akan mengupas asal-usul Labubu, bagaimana karakter ini menjadi fenomena global, dan mengapa ia begitu dicintai oleh para penggemarnya.

Asal-usul Labubu: Sebuah Karya dari Imajinasi Seorang Seniman

Labubu pertama kali muncul dalam karya ilustrasi Kasing Lung, seorang komikus yang terkenal dengan gaya visual yang khas. Karakter ini digambarkan sebagai makhluk kecil dengan ekspresi wajah yang selalu ceria, mata besar, dan gigi tajam. Walaupun tampilannya terlihat sedikit menakutkan dengan gigi runcingnya, senyuman yang selalu menghiasi wajahnya justru membuat Labubu terlihat ramah dan menggemaskan. Kombinasi desain sederhana dengan karakter humoris inilah yang membuat Labubu sangat mudah diingat.

Desain Labubu yang menyerupai makhluk fantastis dengan campuran antara monster kecil dan hewan liar yang lucu membuatnya tampak berbeda dari karakter lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan Labubu sangat spesial di mata banyak orang, terlebih dengan “pesona kontras” yang dimilikinya—imut namun sedikit garang.

Melejitnya Popularitas Labubu di Dunia Kolektor Mainan

Sejak pertama kali diperkenalkan, Labubu dengan cepat menjadi ikon di dunia kolektor mainan. Karakter ini mendapat perhatian luas setelah hadir dalam bentuk mainan vinil yang diproduksi oleh Pop Mart, perusahaan mainan terkenal asal China. Mainan Labubu hadir dalam berbagai varian dan tema, mulai dari Labubu dalam kostum binatang hingga edisi bertema fantasi seperti hantu atau tokoh-tokoh fiksi. Konsep blind box yang diterapkan pada mainan ini, di mana pembeli tidak mengetahui karakter mana yang akan mereka dapatkan hingga membuka kotak, membuat pengalaman mengoleksi Labubu semakin menarik.

Selain menjadi barang koleksi yang digemari, Labubu juga dipamerkan dalam berbagai pameran seni internasional, baik di Asia maupun luar negeri. Beberapa edisi terbatas dari mainan ini bahkan diburu oleh kolektor dengan harga yang sangat tinggi di pasar sekunder. Hal ini semakin memperkuat status Labubu sebagai objek seni yang memiliki nilai lebih daripada sekadar mainan.

Faktor yang Membuat Labubu Begitu Spesial

Ada beberapa alasan mengapa Labubu begitu dicintai oleh para penggemar. Pertama, desainnya yang lucu namun penuh misteri memberikan ruang bagi imajinasi para penggemar. Karakter ini dianggap sebagai simbol dari keunikan, di mana penampilan yang mungkin terlihat menakutkan justru menyimpan sisi kebaikan. Labubu mencerminkan paradoks manusia—sesuatu yang terlihat garang, tetapi memiliki hati yang lembut.

Selain itu, Labubu juga selalu menghadirkan variasi tema yang membuat setiap koleksi baru selalu menarik. Edisi terbaru dari Labubu sering kali menghadirkan cerita dan konsep baru, mulai dari tema musim liburan seperti Halloween dan Natal, hingga versi Labubu dalam kostum superhero. Keberagaman ini membuat kolektor terus merasa penasaran dan ingin melengkapi koleksi mereka dengan edisi-edisi baru.

Keterbatasan produksi juga menjadi faktor penting yang membuat Labubu begitu bernilai. Edisi terbatas dari mainan ini sering kali menjadi buruan para kolektor, dengan permintaan yang tinggi yang akhirnya menyebabkan harga mainan Labubu meroket di pasar.

Labubu dan Komunitas Penggemarnya

Labubu tidak hanya menarik perhatian karena desainnya yang unik, tetapi juga telah membentuk komunitas penggemar yang solid di seluruh dunia. Di media sosial, terutama Instagram dan Twitter, para penggemar Labubu sering berbagi foto koleksi mereka dengan berbagai latar belakang kreatif. Komunitas ini juga sering mengadakan pertemuan atau pameran untuk saling bertukar informasi dan berbagi koleksi. Bahkan, ada yang menjadikan Labubu sebagai bagian dari hobi fotografi, menciptakan diorama mini atau setting khusus untuk menampilkan karakter ini.

Labubu: Ikon Pop Modern yang Menginspirasi

Labubu lebih dari sekadar mainan; ia telah menjadi simbol kreativitas dan ekspresi pribadi. Karakter yang awalnya lahir dari imajinasi Kasing Lung kini telah melintasi batasan geografis dan budaya, menjadi ikon pop yang dikenal di seluruh dunia. Dengan desain yang unik, karakter yang imut namun sedikit garang, serta berbagai tema yang selalu segar, Labubu terus memikat hati para kolektor dan penggemarnya.

Bagi mereka yang belum mengenal Labubu, mungkin karakter ini hanya terlihat sebagai mainan kecil yang lucu. Namun, bagi para penggemar setianya, Labubu adalah sebuah karya seni yang melambangkan kreativitas, imajinasi, dan kegembiraan yang terpancar dari sosok kecil dengan gigi tajam dan senyum lebar. Labubu telah membuktikan dirinya sebagai lebih dari sekadar mainan; ia adalah bagian dari budaya pop modern yang terus berkembang.

Penyebab Viral Boneka Labubu Di TikTok: Dari Influencer Hingga Desain Unik

Boneka Labubu kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya TikTok, setelah viralnya video yang menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memburu boneka tersebut. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, terutama para penggemar koleksi mainan dan karakter unik.

Boneka Labubu merupakan bagian dari karakter “The Monsters” yang diciptakan oleh Kasing Lung, seorang seniman asal Hong Kong. Karakter ini memiliki desain yang khas dengan telinga runcing dan senyum nakal, serta terinspirasi dari dongeng Nordik. Sejak diperkenalkan pada tahun 2015, Labubu telah menjadi salah satu karakter paling populer dalam koleksi mainan. Ini menunjukkan bahwa desain yang menarik dapat menciptakan daya tarik tersendiri bagi produk.

Viralitas boneka Labubu semakin meningkat setelah Lisa BLACKPINK membagikan foto dirinya bersama koleksi Labubu di Instagram pada April 2024. Unggahan tersebut langsung menarik perhatian banyak penggemar dan selebritas lainnya, sehingga memicu tren pembelian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ini mencerminkan bagaimana pengaruh influencer dapat secara signifikan meningkatkan popularitas suatu produk.

Video yang menunjukkan antrean panjang orang dewasa yang berusaha membeli boneka Labubu di pusat perbelanjaan menjadi viral dan memicu berbagai reaksi di media sosial. Banyak orang terkejut melihat betapa besar antusiasme masyarakat terhadap boneka ini, bahkan sampai menyebabkan kerusuhan kecil saat peluncuran produk baru. Ini menunjukkan bahwa fenomena budaya pop dapat mempengaruhi perilaku konsumen secara drastis.

Boneka Labubu dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp231 ribuan hingga Rp5 jutaan tergantung pada edisi dan kelangkaannya. Hal ini membuat Labubu menjadi barang koleksi yang diminati banyak kalangan, meskipun harganya cukup tinggi. Ini menunjukkan bahwa pasar untuk barang-barang koleksi terus berkembang, dengan banyak orang bersedia mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan item yang mereka inginkan.

Dengan semakin populernya boneka Labubu, semua pihak berharap agar tren ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi industri mainan. Diharapkan bahwa produsen akan terus menciptakan inovasi baru dalam desain karakter untuk menarik minat konsumen. Keberhasilan Labubu dalam menarik perhatian publik akan menjadi indikator penting bagi perkembangan industri mainan dan koleksi di masa depan.

Mengenal Labubu Yang Viral Mengguncang Dunia Mainan

Jakarta — Labubu, mainan interaktif terbaru, kini sedang viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan anak-anak dan orang dewasa. Dengan desain yang unik dan fitur-fitur menarik, Labubu berhasil menarik perhatian pasar mainan global.

Labubu adalah mainan berbentuk karakter lucu yang dilengkapi dengan teknologi interaktif. Pemain dapat berinteraksi dengan Labubu melalui berbagai permainan, musik, dan aktivitas edukatif. Konsep inovatif ini membuat Labubu tidak hanya sebagai mainan, tetapi juga alat pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak.

Salah satu fitur unggulan Labubu adalah kemampuannya untuk berkomunikasi dengan pemain. Dengan menggunakan aplikasi pendukung, anak-anak dapat memilih berbagai aktivitas dan misi yang harus diselesaikan bersama Labubu. Fitur ini tidak hanya meningkatkan keterampilan motorik, tetapi juga memperkuat kreativitas dan imajinasi anak.

Labubu mulai viral setelah banyak influencer dan konten kreator di media sosial membagikan pengalaman mereka bermain dengan mainan ini. Video-videonya yang lucu dan interaktif telah mendapatkan jutaan views, memicu antusiasme di kalangan orang tua yang ingin memberikan pengalaman bermain yang lebih baik bagi anak-anak mereka.

Kehadiran Labubu juga memberikan dampak signifikan terhadap industri mainan. Banyak perusahaan lain mulai meniru konsep interaktif yang ditawarkan oleh Labubu, menciptakan inovasi baru dalam dunia mainan. Ini menunjukkan bahwa pasar mainan kini semakin berfokus pada aspek edukatif dan interaksi.

Melihat antusiasme yang tinggi, pihak pengembang Labubu berencana untuk meluncurkan versi terbaru dengan lebih banyak fitur dan karakter tambahan. Mereka juga berencana untuk memperluas jangkauan pasar ke negara-negara lain, menjadikan Labubu sebagai fenomena global.

Labubu telah berhasil mengguncang dunia mainan dengan konsep inovatif dan interaktif. Dengan popularitas yang terus meningkat, mainan ini tidak hanya menjadi tren, tetapi juga alat pembelajaran yang menarik bagi anak-anak. Bagi orang tua, Labubu adalah pilihan cerdas untuk memberikan pengalaman bermain yang edukatif dan menyenangkan.

Berburu Karakter Permainan Pokémon Hingga Labubu Demi Merawat Memori

Jakarta – Tren berburu karakter dalam permainan video terus berkembang, dengan banyak pemain yang mengeksplorasi berbagai game, mulai dari Pokémon hingga Labubu. Fenomena ini tidak hanya memberikan kesenangan, tetapi juga menjadi cara untuk merawat memori dan mengenang pengalaman masa lalu.

Pokémon, salah satu franchise game paling populer di dunia, terus menarik perhatian pemain dari segala usia. Berburu Pokémon menjadi aktivitas yang menyenangkan, di mana pemain dapat mengumpulkan berbagai karakter dan menyelesaikan tantangan. Permainan ini menawarkan nostalgia bagi banyak orang, terutama mereka yang tumbuh besar dengan konsol Game Boy dan anime Pokémon. Keseruan dalam menangkap Pokémon langka membuat setiap momen berharga dan penuh kenangan.

Selain Pokémon, game lokal seperti Labubu juga mulai mendapatkan popularitas. Labubu menawarkan konsep berburu karakter yang unik, dengan latar belakang budaya Indonesia. Pemain diajak untuk menjelajahi dunia yang kaya akan mitologi dan cerita rakyat, sambil mengumpulkan karakter-karakter menarik. Keterhubungan dengan budaya lokal ini menambah dimensi emosional bagi para pemain, membuat mereka merasa lebih dekat dengan warisan mereka.

Kegiatan berburu karakter ini tidak hanya tentang permainan itu sendiri, tetapi juga tentang membangun komunitas. Pemain sering berkumpul untuk berdiskusi, berbagi tips, dan menunjukkan pencapaian mereka. Komunitas ini menciptakan rasa kebersamaan dan mendukung satu sama lain dalam petualangan mereka. Banyak yang menganggap pengalaman ini sebagai bagian penting dari perjalanan bermain game.

Dengan semakin banyaknya pilihan game yang menawarkan pengalaman berburu karakter, pemain tidak hanya mendapatkan kesenangan, tetapi juga merawat memori berharga. Dari Pokémon hingga Labubu, setiap game membawa cerita dan pengalaman yang unik, membuatnya layak untuk dijelajahi. Fenomena ini menunjukkan bahwa permainan dapat menjadi sarana untuk mengingat dan merayakan masa lalu sambil menciptakan kenangan baru yang tak terlupakan.

Mengenal Labubu, Boneka Monster Lucu Viral

Belakangan ini, dunia media sosial kembali digemparkan dengan kehadiran boneka unik bernama Labubu. Popularitas boneka ini meningkat pesat, menarik perhatian banyak orang dan menjadi topik pembicaraan hangat di berbagai platform.

Labubu: Karya Ikonik Seniman Belgia

Labubu adalah boneka miniatur dengan desain yang sangat khas, karya dari seorang seniman berbakat bernama Kasing Lung. Meskipun harganya tergolong mahal, hal ini tidak menyurutkan antusiasme penggemarnya. Para kolektor rela mengantre panjang demi mendapatkan boneka yang kini telah menjadi barang incaran kolektor mainan di seluruh dunia.

Karakter Labubu, yang berbentuk elf, pertama kali diciptakan oleh Kasing Lung, seniman asal Hong Kong yang kini menetap di Belgia. Boneka ini memiliki ciri khas telinga panjang, senyuman nakal, serta gigi tajam yang menonjol keluar dari mulutnya.

Ukurannya yang beragam, mulai dari 4 cm hingga 40 cm, memberikan kesan unik dan misterius, yang membuatnya semakin digemari. Boneka ini pertama kali muncul sebagai bagian dari karya seni Lung, namun dengan cepat berkembang menjadi ikon yang dikenal luas di kalangan penggemar mainan koleksi.

Perjalanan Kepopuleran Labubu

Labubu diproduksi oleh Pop Mart, sebuah perusahaan mainan ternama yang dikenal karena menciptakan produk-produk eksklusif dengan harga premium. Harga boneka Labubu bisa mencapai jutaan rupiah, menjadikannya salah satu barang koleksi yang sangat eksklusif.

Fenomena boneka ini populer di negara-negara lainnya seperti Cina, Thailand, Jepang, Malaysia, dan Vietnam. Karakter Labubu sendiri terinspirasi dari dongeng-dongeng Nordik dan Eropa, yang sering ditemukan dalam cerita anak-anak.

Keberhasilan Labubu sebagai salah satu mainan koleksi paling dicari juga tak lepas dari kolaborasi antara Kasing Lung dan Pop Mart. Meskipun karakter Labubu sudah ada sejak 2015, popularitasnya mulai melejit pada tahun 2019 ketika Lung menandatangani perjanjian eksklusif dengan Pop Mart.

Perjanjian ini melahirkan seri “The Monster,” yang menampilkan karakter Labubu bersama karakter-karakter lain seperti Zimomo, Tycoo, dan Spooky. Sejak saat itu, Labubu terus berkembang dan hadir dalam berbagai bentuk merchandise serta cerita.