Tag Archives: Konsol Retro

Nostalgia 8-Bit Hidup Kembali: Lego Hadirkan Konsol NES Retro dari 2.600 Keping

Lego kembali menggebrak dunia koleksi dengan meluncurkan set eksklusif bertema konsol klasik Nintendo Entertainment System (NES) era 1980-an yang dirakit dari 2.600 keping Lego. Kolaborasi kreatif ini dilakukan bersama Nintendo dan ditujukan khusus bagi penggemar dewasa yang ingin mengenang masa kecilnya bersama gim legendaris seperti “Super Mario”. Menurut Creative Lead Lego Group untuk proyek ini, Mateen Simons, banyak orang dewasa masih menyimpan ingatan akan momen pertama kali melihat Mario melompat-lompat di layar TV kecil, meskipun dengan grafis sederhana. Melalui set Lego NES ini, penggemar dapat membangun kembali kenangan manis itu sekaligus berbagi pengalaman bermain dengan anak-anak mereka. Konsol NES orisinal merupakan salah satu konsol terlaris sepanjang sejarah dan menjadi ikon dalam dunia gim karena berhasil mengubah citra video game dari sekadar mainan anak-anak menjadi media hiburan yang mendunia. Set Lego ini tak hanya menampilkan konsol NES klasik, tetapi juga menyertakan pengontrol lengkap dengan kabel, slot pembuka cartridge gim yang bisa dikunci, serta sebuah TV retro mini yang dapat dirakit sendiri dan menampilkan figur datar Mario 8-bit. Tidak ketinggalan, Lego Mario dari Lego Super Mario Starter Course juga bisa dihubungkan dan akan merespons seperti dalam gim aslinya—mulai dari menghindari musuh hingga mengambil power-up. Set eksklusif ini akan tersedia di toko resmi Lego dan Lprice, serta akan menyusul hadir di berbagai gerai lain secara global, meski harga resminya masih dirahasiakan.

Game Retro Kembali Diminati, Nostalgia dan Inovasi Jadi Kunci

Di tengah pesatnya perkembangan game dengan kualitas grafis tinggi, permainan berkonsep retro terus mendapat tempat di hati para gamer. Nostalgia menjadi salah satu faktor utama yang membuat game klasik kembali diminati, terutama oleh generasi yang tumbuh di era kejayaan game 8-bit dan 16-bit. Tidak ada kepastian kapan tren ini kembali berkembang, namun sejak 2016, game retro mulai menarik perhatian dengan dirilisnya Nintendo Classic Mini, versi mini dari Nintendo Entertainment System yang hadir dengan 30 game klasik dalam resolusi tinggi. Kehadiran konsol ini disambut antusias oleh para gamer, terutama mereka yang ingin kembali mengenang masa kecilnya melalui permainan-permainan lawas.

Seiring waktu, berbagai developer mulai mengembangkan game berkonsep retro, baik dalam format 2D maupun 3D. Tidak hanya terbatas pada konsol, game-game ini juga mulai merambah perangkat pintar. Chief Strategy Officer PT Agate International, Cipto Adiguno, menyatakan bahwa game retro masih memiliki penggemar setia, termasuk pemain baru yang mencari pengalaman berbeda dari game modern. Developer Indonesia juga mulai memanfaatkan tren ini dengan menyasar pasar Eropa dan Amerika Serikat, mengingat pengembangan game retro lebih sederhana secara teknis sehingga memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada cerita dan desain visual.

Meskipun demikian, game retro tidak selalu mempertahankan semua elemen klasiknya. Banyak developer kini mengadaptasi unsur modern, seperti palet warna yang lebih kaya dan mekanisme permainan yang lebih dinamis. Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, menilai bahwa pasar game retro memang niche, namun tetap memiliki penggemar setia. Tren game saat ini cenderung mengarah ke resolusi tinggi dan grafis realistis, tetapi game berkonsep retro yang dikemas secara modern tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi pemain yang mencari pengalaman berbeda di tengah dominasi game-game AAA.

Demam Konsol Retro di Jepang, Kolektor Berburu Harta Karun Digital

Permintaan akan konsol game klasik di Jepang semakin meningkat, menarik perhatian kolektor dari berbagai belahan dunia. Salah satu toko yang menjadi pusat perhatian adalah Super Potato di Akihabara, Tokyo, yang dikenal sebagai surganya penggemar game retro. Seorang turis asal Amerika Serikat, David Madrigal, merasa seperti anak kecil di toko permen saat berhasil mendapatkan PlayStation Vita edisi 2011 dengan harga US$200, jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pasar di negaranya yang mencapai US$600.

Di toko ini, berbagai koleksi langka seperti Sega Dreamcast hingga mesin arcade klasik seperti Street Fighter II tersedia bagi para pencari nostalgia. Salah satu barang koleksi paling mahal di sana adalah Nintendo Game & Watch edisi Zelda dari tahun 1980-an, yang dibanderol hingga 250.800 yen atau sekitar Rp26 juta.

Manajer toko, yang akrab disapa Mr. Komura, mengungkapkan bahwa 70 hingga 80 persen pelanggan mereka adalah wisatawan asing. Menurut Hiroyuki Maeda, seorang sejarawan game, daya tarik konsol retro terletak pada perbedaannya dengan rilis luar negeri, membuat para kolektor semakin bersemangat berburu unit eksklusif khas Jepang.

Di luar Tokyo, seorang kolektor legendaris bernama Proudro telah mengumpulkan ribuan permainan dan konsol lawas. Ia menikmati suasana di antara koleksi tersebut tanpa harus sering memainkannya, cukup dengan mendengar suaranya dan merasakan atmosfer masa lalu. Namun, meningkatnya permintaan membuat harga barang-barang ini melonjak, seperti Super Mario Bros yang pernah terjual seharga US$2 juta. Meskipun demikian, Proudro berharap bahwa koleksi berharga ini tetap berada di Jepang, sebagaimana negara tersebut lambat menyadari nilai sejarah dari industri game mereka.

Bisa Mainkan Game Android dan PS2, Konsol Retro Anbernic RG406V Resmi Debut

Jakarta — Anbernic, perusahaan yang dikenal dengan produk konsol retro-nya, telah resmi meluncurkan Anbernic RG406V. Konsol ini menawarkan kemampuan untuk memainkan game Android dan PS2, menjadikannya pilihan menarik bagi para penggemar game retro dan modern.

Anbernic RG406V hadir dengan spesifikasi yang mengesankan, termasuk layar HD berukuran 4,3 inci dan prosesor yang cukup kuat untuk menjalankan berbagai game dengan lancar. Konsol ini dilengkapi dengan kontroler ergonomis yang dirancang untuk kenyamanan bermain dalam waktu lama. “Kami ingin memberikan pengalaman gaming yang terbaik bagi pengguna dengan perangkat yang mudah dibawa,” ungkap CEO Anbernic.

Salah satu fitur unggulan dari RG406V adalah kemampuannya untuk menjalankan game Android dan PS2. Dengan sistem operasi yang sudah dimodifikasi, pengguna dapat mengunduh berbagai aplikasi dan game dari Google Play Store, sekaligus menikmati koleksi game klasik dari PS2. “Ini adalah langkah besar dalam menggabungkan nostalgia dengan teknologi modern,” kata seorang juru bicara Anbernic.

Dari segi desain, RG406V mengusung estetika retro yang menarik dengan bodi yang ringan dan portabel. Tersedia dalam beberapa pilihan warna, konsol ini juga memiliki tombol yang responsif dan layout yang intuitif, memudahkan pengguna untuk beradaptasi. “Kami percaya desain yang menarik juga penting untuk pengalaman gaming,” tambahnya.

Sejak pengumumannya, Anbernic RG406V telah menarik perhatian banyak gamer, terutama penggemar konsol retro. Banyak yang menunjukkan antusiasme di media sosial, menunggu kesempatan untuk mencoba konsol ini. “Kami sangat berharap konsol ini bisa memenuhi ekspektasi penggemar,” kata seorang pengamat industri game.

Anbernic RG406V dijadwalkan tersedia di pasaran mulai bulan depan dengan harga yang kompetitif. Dengan fitur-fitur yang ditawarkan, konsol ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan utama bagi para gamer yang ingin merasakan pengalaman bermain game klasik dan modern dalam satu perangkat.

Kehadiran Anbernic RG406V di pasar menjadi sinyal positif bagi industri game, memberikan lebih banyak pilihan bagi para penggemar untuk menikmati pengalaman bermain yang beragam.